Part 4: Diners of Omaha - Farmhouse Cafe


Diner kedua yang wajib kunjung di Omaha menurut suami saya yang mengaku jarang sekali makan di restoran kalau lagi di kota kelahirannya tapi akan selalu menyempatkan ke diner  ini bersama keluarganya. Beberapa hari setelah saya menginjakkan kaki di Omaha, saya sudah datang terlebih dahulu kesini karena saya merengek-rengek dicarikan pie, dan menurut Oma O'Reilly, kalau mau pai salah satunya harus ke Farmhouse Cafe. Karena kebetulan Oma satu gereja dengan si pembuat pai, dan menurut Oma ia adalah salah satu pembuat kue terbaik yang pernah ia kenal.

Siang itu waktu menjelang makan siang, dan tidak seperti Shirley's yang masih kosong ketika kami datang, Farmhouse sudah cukup ramai oleh pengunjung. Ketika memasuki pintu, Anda akan disambut oleh bakery dengan kulkas display yang dijejali oleh bermacam kue tart, pai, dan bermacam kue lain.




Dengan segenap kekuatan hati, kami berhasil melewati bakery dan terus masuk ke restoran. Seorang pelayan dengan senyum ramah menyambut kami dan mempersilakan kami duduk. Setelah cukup lama membalik-balik menu, pilihan saya jatuh kepada Honey Fried Chicken, yang pilihan porsinya adalah 2, 3 dan 4 potong. (membeli satu potong ayam memang hampir mustahil di Amerika), serta pilihan roti manis (dinner roll) atau muffin. Kenapa ayam lagi? karena entah kenapa kalau menyebut diner Amerika, makanan yang terbersit di kepala saya adalah ayam goreng tepung dan bermacam hidangan penyertanya. Atau mungkin ayam goreng tepung akan selalu menjadi comfort food buat saya, dimanapun saya berada.

Suami saya memilih makanan yang kurang lebih sama dengan kunjungan kami ke shirley's: bacon, egg karena katanya dia lagi "diet bacon" yakni diet makan bacon tiap pagi! No comment deh. Setiap menu telur diberi pilihan pancake, muffin, atau roti panggang, dan karena saya penasaran sama pancake-nya Farmhouse, jadi saya pun minta suami saya pesan pancakenya.

Walaupun kami berhasil melewati bakery tanpa memesan pai apapun, suami saya goyah hatinya dan memutuskan memesan sebuah cinnamon roll yang menurutnya berukuran "sebesar telapak tangan saya" dan lebih enak dari bikinan neneknya. Dan ternyata, sungguh tidak berlebihan suami saya yang memang lebay ini: emang gede banget! Rotinya juga super lembut dan super gooey (aduh apa sih ini bahasa Indonesianya?).


The gooey-est cinnamon roll centre in the wide wide world

Dua potong ayam goreng saya yang besar-besar datang dengan seonggok mashed potatoes plus gravy, pipilan jagung rebus dan *glek* muffin blueberry. Saya biasanya tidak begitu gemar makan dada ayam daging melulu itu, dan lebih memilih bagian paha yang lebih berlemak juicy. Tapi di Farmhouse daging ayamnya tidak kering dan sangat gurih dan terasa cita rasa ayamnya. Rasa ini bisa didapat dengan mencelupkan ayam di buttermilk sesaat sebelum dibaluri tepung. Sungguh hidangan sederhana (untuk ukuran barat) yang nikmat. Dengan tambahan kentang dan jagungnya, tentu saya hanya sanggup makan satu buah ayamnya, dan membungkus sisa makanan untuk makan malam.



Suami saya lahap menghabiskan makanannya dan walaupun baconnya tidak serenyah di shirley's, pancake Farmhouse jauh lebih lembut dan gurih.



Kali ini pun kami diberi pilihan saus blueberry, dan mendapatkan butter langsung diatas pancake-nya dan bukan dalam kemasan.





Comments

Popular Posts