[REVIEW] The Holy Crab, Senopati
Sudah lama pengen coba karena nama dan tampak luarnya yang unik, akhirnya mendarat juga saya di Holy Crab di daerah Senopati yang kian hari kian trendi.
Restoran ini, kalau nggak salah sih, adalah salah satu pelopor yang mempopulerkan cara makan seafood ala 'louisiana boil'; yaitu cara makan rebusan bermacam hewan laut langsung dari meja yang sudah dilapisi kertas minyak; pokoknya langsung habek! tanpa piring, tanpa sendok, hanya dengan pemecah seafood, dan beberapa alat pencungkil khusus untuk kepiting. Di daerah asalnya, cara makan seperti ini dilakukan sesekali setelah panen besar sekembalinya nelayan dari laut.
Restoran ini, kalau nggak salah sih, adalah salah satu pelopor yang mempopulerkan cara makan seafood ala 'louisiana boil'; yaitu cara makan rebusan bermacam hewan laut langsung dari meja yang sudah dilapisi kertas minyak; pokoknya langsung habek! tanpa piring, tanpa sendok, hanya dengan pemecah seafood, dan beberapa alat pencungkil khusus untuk kepiting. Di daerah asalnya, cara makan seperti ini dilakukan sesekali setelah panen besar sekembalinya nelayan dari laut.
Siang itu, saya dan dua teman saya memesan beberapa porsi kepiting lokal (mud crab), kerang, udang, dan king crab legs (impor) dengan jagung rebus dan sosis sebagai pendamping, plus nasi (yang ini agak berlebihan sih..karena porsinya lumayan banyak ternyata).
Sausnya bisa pilih, original cajun, dan garlic pepper. Kalau seafoodnya sudah minta dimasak pakai salah satu dari saus ini, tetap bisa minta lagi untuk cocolan. Seafoodnya lumayan segar, tapi kaki king crab-nya agak mengecewakan, ukuran cangkangnya sih besar, tapi dagingnya gak terlalu besar dan kurang legit. Bumbunya yang cajun ada beberapa level kepedasan, tapi buat aku pribadi rasanya belum terlau 'bulat', masih enakan bumbu saus padang/bumbu lokal hehe. Tapi ini kayaknya murni urusan selera sih.
Kami juga coba salah satu 'snacks'nya, dan pilihan jatuh pada shrimp roll, semacam roti isi dengan isian daging kepiting yang lumayan melimpah. Menurut saya, akan lebih enak kalau disajikan dengan coleslaw, sedikit bawang-bawangan, plus mungkin sedikit saus, entah tar-tar atau apa. :)
Satu yang saya suka dari restoran ini adalah kehigienisan yang sangat dijaga, terlihat dari bersihnya semua permukaan restoran walaupun cara makannya yang pasti akan mengajak para pengunjung untuk awur-awuran. Desainnya pun unik, favorit saya adalah area semi 'outdoor' di belakang, dengan atap tinggi yang tembus pandang dan lampu-lampu bohlam berjuntai yang pasti terlihat cantik kalau malam.
Oiya, untuk penggemar bir, seperti adiknya si Holy Smokes, Holy Crab juga punya opsi all you can drink bir seharga Rp. 70,000++ saja, setiap hari. Lumayan banget kan? Untuk harga makanan, benar-benar tergantung dari kualitas seafood yang dipesan, kalau pesan yang lokal, dan untuk dibagi bareng-bareng sih, nggak terlalu mahal ya. Tapi kalau pilih seafood impornya, siap-siap aja bayar berjuta-juta hehe.
Akankah saya akan kembali? Mungkin, kalau lagi pengen dan mau menikmati suasana yang sedikit berbeda. Tapi kalau lagi pengen seafood sih, saya lebih memilih cara masak lokal :)
The Holy Crab
Jl. Gunawarman No.55, Kebayoran Baru, South Jakarta
Phone:(021) 29236155
Hours: Mon-Thur: 17:00 – 22:00
Fri-Sun: 12:00 – 15:00, 17:30 – 22:00
Facebook, Instagram, Twitter: @theholycrabjkt
Comments
Post a Comment