Rekomendasi Tempat Makan Makassar (2)

Kalau dipikir-pikir, sungguh luar biasa bahwa nggak ada satupun diantara kami yang kena diare, konstipasi, atau mungkin hernia karena terlalu banyak makan dalam hitungan jam. Tepatnya 7 tempat pemberhentian makanan kami sikat dalam waktu kurang dari 8 jam. Setelah memulai hari dengan Es Pisang Hijau, dan sedikit berputar-putar kota dan Fort Rotterdam kami pun memutuskan untuk akhirnya makan siang yang sesungguhnya. (setelah seporsi nasi kuning dan es pisang hijau? sadis.)

3. Sop Konro Karebosi jalan Lompobattang*
(Tempat makan ke-1 dan ke-2 diulas di artikel sebelumnya)

Wah, Jalan Lompobattang lagi? Gak tau nih, hits banget kayaknya dia.
Sebenarnya kata pemandu wisata/penombak ikan/operator perjalanan kami, Bapak Andi, tempat ini bukan yang paling enak. "Yang paling enak yang didekat pelabuhan sana, tapi ya itu, tempatnya panas dan kotor". “Iyuh..”, kami bergidik selayaknya anak manja. Pantat kami yang sudah terlanjur berkeringat dan sepertinya sudah mulai memuai pun membuat kami extra lembek dan minta tempat yang manusiawi, begitu kesimpulan kita.

 Dibawalah kami ke Sop Konro Karebosi. Walau tanpa AC, Tempatnya memang lebih menyerupai restoran.  Asap bakaran konro pun  memenuhi ruangan dua lantai ini. Siang itu, sekitar pukul 12, hampir separuh bangku restoran terisi pengunjung Tanpa basa-basi, kami pun pesan langsung pesan minuman segar dan beberapa porsi konro bakar.

Ada cabangnya di Kelapa Gading ^^'

Sekitar 2 menit kemudian, minuman kami datang, disusul dengan nasi putih, lalupesanan kami pun hadir satu per satu. Saya dan suami hanya pesan 1 untuk berdua karena saya punya firasat porsi makanan akan cukup besar.  Satu porsi konro bakar berisi 3 potong iga bakar dengan bumbu kacang dan semangkuk kuah konro.

Iga Konro Bakar Karebosi



Untuk rasa, menurut saya pribadi ini bukan konro terenak yang pernah saya coba. Sop Konro dan Konro Bakar Mamink Daeng Tata di  Lapangan Ros Tebet entah kenapa lebih berkesan. (Mungkin karena waktu itu saya lagi lapar hebat, dan nggak habis wisata kuliner sebelumnya :p) Daging iganya memang luar biasa empuk, tapi entah kenapa (mungkin karena sudah kenyang duluan selepas makan es pisang hijau) saya merasa ia terlalu berlemak, atau machtig bahasa opa-omanya. Atau mungkin karena lidah saya terlalu pulau jawa, jadi apa-apapun menjadi kurang pedas, kurang asin, atau kurang asam. Tapi nampaknya orang Makassar asli pun gemar Konro disini, jadi mungkin memang lidah saya yang sulit cocok dengan konro bakar. Kalau yang tinggal di jakarta, coba datang ke cabang si Konro Karebosi yang ternyata ada di Kelapa Gading. Walau frekuensi kunjungan saya ke kelapa gading 11-12 dengan kunjungan ke Sulawesi.


4. Kedai Kopi Toraja Palawan 
Lagi-lagi karena kami orang Jakarta yang manja manja, agak sulit melalui hari yang panas tanpa AC menyambar-nyambar dan sofa yang empuk. Kata kawan yang tinggal di Makassar, tempat ini patut dicoba.

Benar saja, kafe ini mungkin punya ac paling dingin se-Sulawesi Selatan. Paling tidak punya ruangan paling dingin selama perjalanan kami, selain mungkin kabin pesawat air asia. Sofanya juga empuk, walau ruangannya tidak terlalu besar. Amat disayangkan kopi yang disajikan jauh dari standar alias biasa ajee.. bahkan buat saya yang penikmat kopi alakadarnya. Harganya sekitar 20-30 ribuan.. lumayan lah kalau buat ngadem :p Terlebih lokasinya juga strategis, menghadap langsung ke Pantai Losari, walaupun sore itu arah pantai sungguh terlalu menyilaukan untuk dipandangi. 

 Pade (tengah) dengan coklat dingin.
Cuma foto ini yang ada minumannya :p



5. Pisang Epe depan Kafe Palawan 
Sebenarnya tidak ada yang spesial dari gerobak pisang Epe ini. Kita beli karena si bapak tukang pisang mangkal depan Kafe Palawan. Pisang Epe adalah pisang bakar yang disiram dengan saus gula merah kental. Tapi tidak seperti gula merah yang biasa saya makan, warnanya lebih gelap dan rasanya lebih kuat, seperti ada rasa asap Mungkin jenis gula merah/gula aren yang digunakan sedikit berbeda.

Pisang yang dipakai adalah pisang kepok yang dibakar hingga kering permukaannya. Si bapak penjual menawarkan beberapa macam rasa, seperti keju, coklat, dan durian. Karena hitung-hitung nostalgia, maka saya pilih yang tradisional saja, gula merah biasa.



Pisang Epe dengan siraman gula merah


6. Toko Kue Mama (Jl. Serui 19, Makassar)


Toko Mama, Jl. Serui

Hampir semua orang menyarankan kami singgah ke tempat ini.  Tidak seperti yang saya bayangkan, ternyata toko kue mama lebih berupa restoran ketimbang toko kue.  Rumah tua bergaya belanda yang apik dan terawat, telah disulap menjadi tempat pengunjung bersantai menyantap kudapan khas Manado. Mengingatkan saya dengan kedai atau tempat makan bergaya serupa yang banyak kita temukan di Bandung atau Bogor.   

Bagian dalam Toko Mama




Halaman belakang
Sore itu karena kami bertujuh, kami memilih menguasai kebun kecil di area belakang toko mama, yang menurut saya area paling cantik. Sederhana, tapi serasa sedang bertamu ke oma kerabat yang pandai masak kue. Dari seluruh tempat makan yang saya kunjungi di Makassar, tempat inilah yang membuat saya ingin berlama-lama sampai tertidur. 

Primadona Toko Mama adalah berbagai macam kudapan baik yang tradisionalumumnya khas Manadomaupun yang sedikit internasional seperti pai mini ataupun kroket. Kami memesan kue-kue unik yang konon sudah mulai sulit didapat di Makassar sekalipun seperti Barongko (kue lembut terbuat dari tepung beras dan pisang yang dibungkus daun), Bayao Nibalu (think Pancake Durian), Kue Apem Parangi (Khas Bugis-Makassar), dan beberapa kudapan lain yang lebih umum seperti bermacam pai dan gorengan. 

Karena porsinya kecil-kecil, harga makanannya pun cukup murah, dari 4 hingga15ribuan. Oleh karena itu juga, kunjungan ke Toko Mama sebaiknya dijadikan pemberhentian untuk ngemil sambil menikmati suasana restoran yang sangat hangat. Walaupun selain makanan ringan, Toko Mama juga lengkap suguhan makanan 'berat' dan eskrim-nya. Bahkan ternyata ada cabang toko khusus untuk es krimnya di Tanjung Duren, Jakarta. 

Untuk makanan beratnya, menu favorit saya di Toko Mama adalah bubur manado dengan taburan ikan teri goreng dan sambal. Jujur, ini adalah bubur manado pertama saya. Hahahaha. Karena saya nggak terlalu tertarik membayangkan bubur campur sayuran tapi disini, buburnya tampak berbeda. Buburnya berwarna kekuningan, karena dicampur labu yang dihaluskan, dengan tambahan sayuran dan disajikan bersama sambal dan sedikit ikan teri untuk ditaburkan.  Rasa buburnya buat saya sedikit hambar dan agak manis, maka taburan teri menjadi luar biasa penting buat saya pehobi ikan asin dan terasi. :p


Barongko (kiri, Rp. 5.500) dan Egg Tart (kanan, Rp. 5.500)

Bayao Nibalu (Rp. 10.000), semacam pancake durian

Gogos Ikan (Rp. 4.500/buah), semacam lemper ketan isi ikan

Menu Makanan & Minuman Toko Mama

Chicken Pie (Rp.4.500) dan Makaroni Goreng (Rp. 4.500)

Sanggara Peppe (Pisang kepok tua dengan sambal) Rp. 12.500

Tinutuan alias Bubur Manado dengan taburan Ikan Teri Goreng (Rp. 17.500)

Comments

  1. Terimakasih Artikel Makan-Makan Makassar (2) nya bagus dan membantu sekali, semoga sukses selalu yaa .. Aamiin
    Salam Resep Kue Kering

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts